Sebagai Lelaki,
Benar atau salah itu urusan nanti. Kakimu terlatih untuk berpijak pada ketidakpastian. Badanmu goyah tetapi pandanganmu harus tetap tegak. Pikiranmu jernih ditengah silang sengkarut dunia.
Sebagai lelaki,
Ada banyak hati yang harus engkau bahagiakan. Maka hatimu sendiri harus lebih luas melebihi samudera. Agar semua arus kali dapat engkau tampung. Dan kau sediakan pantai yang indah untuk manusia. Di setiap pertemuan samudera dirimu dan problematika kali kali.
Sebagai lelaki,
Harus lepas dari inginnya sendiri. Mau lepas dari butuhnya sendiri. Rela lepas dari haknya sendiri. Lelaki itu makhluk yang selesai dengan dirinya sendiri.
Engkau lelaki, dan lelaki banyak tuntutan.
Lelaki dituntut untuk mandiri. Maka kurangi tidurmu dan berjuanglah sekarang . Perjudianmu dengan nasib adalah tetes peluh .Taruhanmu gemeretak bantingan tulang. Deritamu sekarang buat bahagia istri dan anakmu kelak.
Untuk beroleh kemuliaan kamu diberi tanggung jawab. Kamu pikul itu baik baik, jangan tumpah. Menumpahi istrimu, menumpahi anakmu. Lelaki diciptakan untuk memikul beban. Beban apa saja.
Lelaki dikutuk untuk tidak lebih disayang anak daripada Ibu. Maka bersabarlah kalau mendapat lebih sedikit rasa cinta. Anak anakmu paham benar itu. Kau tahu? Sebenarnya mereka mencintaimu, malu saja mereka bicara.
Lelaki itu kuat. Maka mengeluhmu hanya boleh kepada Tuhan saja. Tidak kurang, tidak lebih.