Diskripsi Blog

...mintalah bantuan kepada tangan kananmu. Dan lelaki itu membuat tulisan dengan tangannya.

Rutinitas

 

Sekarang ini, zaman melahirkan manusia sebagai mesin yang bergerak. Kita bangun ketika matahari belum terbit, berangkat bekerja saat hari masih gelap, bekerja seharian, pulang ketika hari sudah gelap, dan pergi tidur tanpa sempat mengamati bintang-bintang. Keeseokan harinya kita mengulang-ulang "kehidupan" kita yang hanya sekali itu dengan rutinitas yang nyaris sama persis. Kita bertemu orang-orang yang sama, makan di jam yang sama dan mengoceh tentang cerita yang sama. Di titik itu, kita merasa bosan.

Sabtu dan Minggu terasa begitu spesial bagi hidup kita. Dua hari yang begitu mahal. Meskipun waktu untuk keluarga itu seringkali kita habiskan hanya untuk mengganti kekurangan tidur pada hari Senin sampai Jumat. Maka tidak ada yang spesial. Tidak ada hari spesial. Tidak ada yang mahal.

Pekerjaan menghargai inovasi di atas segalanya. Dan seringkali kita harus menganggapinya dengan toleransi yang berlebihan. Karena kita tahu bahwa tidak setiap perubahan adalah inovasi. Orang yang mengubah bentuk ban mobil menjadi segitiga tidak dapat disebut sebagai inovator. Sesuatu yang telah berjalan sesuai dengan fungsinya, tidak seharusnya diperbaiki. Mungkinkah orang bisa tumbuh dengan keunikan yang dimilikinya, disaat dunia mendewakan inovasi dan pembaruan?

Maka mau tidak mau kita harus memiliki ruang tersendiri untuk memastikan keunikan yang kita miliki itu tidak hilang digilas zaman. Sebuah kapal yang memastikan bahwa pikiran kita tidak semata-mata ikut terseret arus peradaban. Mengapa harus bicara politik saat pemilu kalau kita masih bisa bercerita tentang ikan dan lautan. Mengapa harus sebegitu heboh dengan konflik Israel-Palestina kalau kita masih bisa berbicara tentang perdamaian di tengah makan malam. Ada begitu banyak hal-hal kecil yang kita lewatkan, ketika pikiran kita sibuk mengurusi hal-hal besar yang tidak menjadi urusan kita. Padahal di dalam hal-hal kecil itulah makna hidup kita ditentukan.

Jiro Ono sekarang berumur 98 tahun. Ia telah membuat sushi sejak umur 7 tahun. Artinya, 91 tahun hidupnya dihabiskan untuk membuat sushi. Sukibayashi Jiro, restoran sushi miliknya adalah restoran sushi terbaik di dunia yang dipuji langsung oleh mantan presiden Amerika, Barack Obama. Apa kuncinya? Sederhana saja, setiap hari ia bangun lebih awal dari pemilik restoran lain agar dapat menjadi yang pertama memilih ikan segar di pasar. Kegiatan itu kurang lebih ia lakukan jam 3 pagi. Ia tidak mengurusi urusan orang lain, begitu ikan terbaik telah di dapat, ia pulang.

Pertanyaanya, apa yang membedakan Jiro Ono dengan kita? Mengapa ia tidak bosan dengan rutinitasnya sedangkan kita bosan? 

Saya kira karena ia memiliki "ruang kesendirian" di dalam dirinya yang mengatakan bahwa hidupnya adalah untuk menghidangkan sushi terbaik. Maka kesenangannya saat bangun, bertemu nelayan maupun mendapatkan pujian dari presiden Amerika berada pada taraf yang sama. Sedangkan kita tidak punya itu.

Lebih lagi, dewa inovasi yang begitu dibanggakan oleh masyarakat modern sekarang ini tidak begitu didewakan oleh Jiro Ono. Ia mempertahankan resep sushi tradisional. Resep yang ia buat sekarang adalah resep yang sama dengan yang ia buat ketika umurnya masih 7 tahun. Restorannya hanya ada satu di Ginza yang terletak di jantung kota Tokyo, Jepang. Kursinya hanya ada sepuluh. Tidak ada inovasi. Dan tetap saja, di dalam "ruang kesendirian" itu kesuksesan menghampirinya begitu saja sebagai seorang sahabat lama.

Related Posts